## Bendungan Sidan: Solusi Berkelanjutan untuk Ketahanan Air dan Energi di Bali
**Denpasar, 10 Desember 2024** – PT Brantas Abipraya (Persero), perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) terkemuka di sektor konstruksi, kembali menorehkan prestasi gemilang dengan menyelesaikan pembangunan Bendungan Sidan di Bali. Proyek strategis nasional ini menjadi jawaban atas tantangan krisis air dan energi yang dihadapi Pulau Dewata, sekaligus bukti nyata komitmen Brantas Abipraya dalam pembangunan infrastruktur berkelanjutan.
Berlokasi strategis di Kabupaten Badung, Gianyar, dan Bangli, Bendungan Sidan dirancang untuk memenuhi kebutuhan air baku wilayah Sarbagita (Denpasar, Badung, Gianyar, dan Tabanan). Dengan kapasitas suplai air baku mencapai 1.750 liter per detik, bendungan ini mampu melayani kebutuhan air bersih hingga 1,3 juta jiwa penduduk Bali, berkontribusi signifikan terhadap swasembada air domestik di kawasan tersebut. Lebih rinci, distribusi air baku dialokasikan sebagai berikut: Kota Denpasar (750 liter/detik), Kabupaten Badung (500 liter/detik), Kabupaten Gianyar (300 liter/detik), dan Kabupaten Tabanan (200 liter/detik). Hal ini menandakan komitmen untuk pemerataan akses air bersih bagi seluruh wilayah Sarbagita. Angka ini mampu memenuhi sekitar 34% kebutuhan air domestik di kawasan tersebut, memberikan dampak positif bagi kualitas hidup masyarakat.
Bendungan Sidan yang mulai dibangun sejak tahun 2018 ini memiliki kapasitas tampung air yang luar biasa, yakni 5,8 juta meter kubik dengan luas genangan mencapai 39 hektar. Menggunakan aliran Sungai Ayung sebagai sumber utama, bendungan ini menjadi tulang punggung sistem pengelolaan air di Bali. Direktur Operasi I Brantas Abipraya, Muhammad Toha Fauzi, menjelaskan, “Pembangunan Bendungan Sidan merupakan wujud nyata komitmen kami dalam mendukung pembangunan berkelanjutan di Indonesia. Proyek ini tidak hanya mengatasi permasalahan air baku, tetapi juga memberikan solusi untuk pengendalian banjir dan pengembangan energi terbarukan.”
Keunggulan teknis Bendungan Sidan terletak pada desainnya yang inovatif. Menggunakan tipe zonal inti tegak dengan desain inti aspal atau ACCED (Asphalt Concrete Core Embankment Dam), bendungan ini dilengkapi terowongan pengelak sepanjang 452 meter dengan diameter lima meter. Terowongan ini berperan krusial dalam mengurangi debit banjir dari 405,09 meter kubik per detik menjadi 138,20 meter kubik per detik, sehingga mampu mengurangi risiko banjir di wilayah Denpasar seluas 108 hektar.
Lebih dari sekadar sumber air baku, Bendungan Sidan juga dirancang sebagai pusat energi terbarukan. Bendungan ini mendukung pembangkit listrik tenaga mikrohidro (PLTM) berkapasitas 0,65 MW dan pembangkit listrik tenaga surya terapung (PLTS) dengan kapasitas hingga 8 MW. Total potensi energi listrik yang dihasilkan mencapai 8,65 MW, berkontribusi pada ketahanan energi Bali dan mengurangi ketergantungan pada sumber energi konvensional.
Potensi wisata juga menjadi pertimbangan penting dalam pembangunan Bendungan Sidan. Lokasinya yang indah dan strategis berpotensi menjadi destinasi wisata baru, meningkatkan perekonomian masyarakat sekitar dan mendukung sektor pariwisata Bali yang terus berkembang. Hal ini sejalan dengan visi Brantas Abipraya untuk membangun infrastruktur yang tidak hanya fungsional, tetapi juga berdampak positif secara ekonomi dan sosial bagi masyarakat.
Melihat proyeksi kebutuhan air baku di Sarbagita tahun 2025 yang mencapai 5.097 liter per detik, sementara kapasitas eksisting hanya 2.550 liter per detik, Bendungan Sidan menjadi solusi strategis untuk mengurangi defisit air. Dengan tambahan suplai 1.750 liter per detik dari Bendungan Sidan, defisit tersebut berkurang secara signifikan menjadi 797 liter per detik. Meskipun belum sepenuhnya menutupi kebutuhan, kehadiran bendungan ini merupakan langkah maju yang krusial dalam menjawab tantangan ketahanan air di Bali. Bendungan Sidan merupakan salah satu dari 65 proyek strategis nasional di sektor infrastruktur sumber daya air yang diamanahkan pemerintah kepada Brantas Abipraya.
Dengan selesainya pembangunan Bendungan Sidan, PT Brantas Abipraya kembali menegaskan komitmennya sebagai pelopor pembangunan infrastruktur strategis di Indonesia. Proyek ini bukan hanya solusi untuk permasalahan air baku dan banjir di Bali, tetapi juga membuka peluang baru bagi pengembangan energi terbarukan dan sektor pariwisata. Sebagai bagian penting dari Proyek Strategis Nasional, Bendungan Sidan diharapkan dapat memberikan manfaat berkelanjutan bagi masyarakat Bali dan menjadi model pembangunan bendungan serupa di Indonesia. “Harapan kami, Bendungan Sidan akan memperkuat ketahanan air Bali, sekaligus mendukung keberlanjutan lingkungan dan kesejahteraan masyarakat,” tutup Toha.
**Kata Kunci:** Bendungan Sidan, Brantas Abipraya, Bali, Infrastruktur, Ketahanan Air, Energi Terbarukan, PLTM, PLTS, Sarbagita, Proyek Strategis Nasional, Pembangunan Berkelanjutan, Pariwisata Bali
Jl. DI. Panjaitan Kav. 14 Cawang Jakarta Timur 13340